Busurnews.com, Blora
Sebanyak 24 kasus bunuh diri selama 2024 harus jadi atensi pemerintah. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Blora mengajak lintas sektoral terlibat menekan angka bunuh diri. Mulai memberikan pendampingan, pelayanan kesehatan hingga warga yang proaktif ikut terlibat.
Ketua Komisi D DPRD Blora Subroto menegaskan, kasus bunuh diri yang masih tinggi perlu menjadi atensi semua pihak. Termasuk Dinsos Blora untuk memetakan persoalan tersebut. ’’Dinsos perlu memetakan potensi, agar kasus bunuh diri bisa diatasi,” ungkapnya.
Kepala Dinsos P3A Blora Luluk Kusuma Agung Ariadi, menyampaikan, pendampingan di tingkat keluarga dan masyarakat perlu digalakkan. Menurutnya, salah satu penyebab korban mengakhiri hidup karena kurang pendampingan.
’’Pendampingan keluarga dan lingkungan sekitar sangat penting untuk mencegah kasus bunuh diri,” ujarnya. Menurutnya, sebagian besar korban memiliki riwayat sakit menahun atau gangguan jiwa. Padahal pemkab telah memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat kurang mampu. ’’Namun, kasus bunuh diri masih tetap terjadi,” ungkapnya.
Luluk menekankan perlunya kerja sama lintas sektoral untuk menekan angka kasus bunuh diri. Penanganan masalah tidak bisa hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
Selain itu, pemkab terus mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Terutama bagi warga yang memiliki masalah kesehatan atau ekonomi yang berat.
’’Banyak korban bunuh diri yang sebenarnya bisa mendapatkan pengobatan. Namun, mereka memilih tidak berobat karena rasa putus asa akibat sakit menahun. Ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan dari lingkungan sekitar,” tambahnya
Pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak untuk menanggulangi kasus bunuh diri. Warga juga diharapkan lebih proaktif dalam membantu mereka yang menghadapi masalah sosial atau mental. (Redaksi)