Busurnews.com, Blora
Dewan Pendidikan Blora mengusulkan dan mendesak agar DPRD Blora, bisa menganggarkan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) untuk satuan pendidikan di Kabupaten Blora
Menurut Dewan Pendidikan, adanya bosda akan sangat membantu bagi sekolah-sekolah yang memilki jumlah siswa kecil, atau kurang dari 60 siswa.
“Kami mengusulkan di tahun 2026 agar Bosda bisa dianggarkan oleh Pemkab, DPRD Blora bisa mengusulkan dan merealisasikan hal itu,” kata Ketua Dewan Pendidikan Blora, Slamet Pamudji, dalam audiensi dengan Komisi D DPRD Blora, belum lama ini.
Bosda merupaka BOS yang bersumber dari APBD Kabupaten. Bagi Blora, penganggaran bosda sudah pernah dilakukan pada 2018 hingg 2020. Namun saat Covid-19 melanda, alokasi bosda untuk sekolah tidak dianggarkan lagi.
Menurut Selamet Pamudji, bosda diusulkan untuk sekolah yang jumlah muridnya sedikit.
Pengusulan itu juga berdasarkan hasil dari kunjungan langsung di beberapa sekolah yang jumlah siswa kecil.
Untuk operasioanal sekolah sangat kurang dan guru harus iuran untuk memperlancar kegiatan sekolah.
Terlepas adanya efisiensi dan pengurangan transfer pusat kedaerah, Ketua Dewan Pendidikan berharap agar Bosda menjadi prioritas, karena itu akan sangat membantu bagi sekolah-sekolah.
Hariyadi, anggota Dewan Pendidikan mencontohkan di SDN Sumengko 1 Kecamatan Randublatung, di mana hanya memiliki 12 siswa, jumlah BOS yang diterima sangatlah kecil dan tidak cukup. Selain Sumengko, SDN lainnya yang senasib juga mengalami hal yang sama.
“Bosda memang sangat dibutuhkan sekaligus dukungan, perhatian dan negara hadir,” tegas Hariyadi.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Blora, Achlif Nugroho Widi Utomo menyambut baik apa yang disampaikan oleh Dewan Pendidikan.
“Soal Bosda nanti akan kami diskusikan dengan Banggar, karena ini juga untuk Pendidikan di Blora,” kata Achlif, saat menerima Dewan Pendidikan dan Dinas Pendidikan Blora, yang dihadiri Sekdin Nuril, Kabid GTK dan Kasubbag Program.
Menurutnya tanggung jawab pendidikan bukan hanya milik pemerintah atau dinas Pendidikan, saja tetapi juga tanggung jawab bersama.
Selain Bosda, Dewan Pendidikan juga menyampaikan tentang Peran Serta Masyarakat (PSM) yang masih sangat minim.
Masih adanya sejumlah kasus perundungan di sekolah serta program Sekolah Sisan Ngaji (SSN) yang sudah berjalan memiliki output yang jelas.(Redaksi)
